Sobat Artama: Puncak kegiatan wukuf di Arafah digelar Kamis (25/10) siang beberapa hari lalu. Di
tenda Misi Haji Indonesia, khutbah wukuf akan disampaikan Wakil Amirul
Haj, KH Hasyim Muzadi.
Disetiap maktab akan disampaikan khutbah wukuf. Kegiatan wukuf di Arafah berdasarkan jadwal yang diterima dimulai pada pukul 11.15 WAS.
Puncak wukuf di tenda Misi Haji Indonesia akan dihadiri oleh Amirul Haj Suryadharma Ali dan Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Arab Saudi Gatot Abdullah Mansyur. Sebelum puncak acara wukuf digelar, kegiatan ibadah sudah mulai dilakukan sejak Kamis (25/10) pagi. Dimulai dengan salat Shubuh berjamaah dan kultum disampaikan Wakil Amirul Haj, Ahmad Dahlan Rais.
Disetiap maktab akan disampaikan khutbah wukuf. Kegiatan wukuf di Arafah berdasarkan jadwal yang diterima dimulai pada pukul 11.15 WAS.
Puncak wukuf di tenda Misi Haji Indonesia akan dihadiri oleh Amirul Haj Suryadharma Ali dan Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Arab Saudi Gatot Abdullah Mansyur. Sebelum puncak acara wukuf digelar, kegiatan ibadah sudah mulai dilakukan sejak Kamis (25/10) pagi. Dimulai dengan salat Shubuh berjamaah dan kultum disampaikan Wakil Amirul Haj, Ahmad Dahlan Rais.
Setelah khutbah wukuf, jamaah akan menunaikan shalat Dhuhur dan Ashar dengan jamak qashar. Setelah puncak wukuf selesai digelar, jamaah haji diminta untuk memperbanyak dzikir dan doa sesuai dengan hajat dan keperluan masing-masing. Selama wukuf jamaah diminta tak berjalan-jalan atau meninggalkan tenda untuk kepentingan yang tidak jelas.
Dalam sebuah kisah, Rasulullah SAW hanya sekali menunaikan haji. Haji tersebut dinamakan Haji Wada’ yang berarti perpisahan. Perpisahan karena beliau mengetahui ajal beliau takkan lama lagi. Ketika wukuf di Padang Arafah, beliau berpesan dalam
Haji Wada tersebut melalui khutbahnya.
Berikut khutbah Rasulullah: “Sesungguhnya darah dan harta benda kamu adalah haram atas kamu sebagaimana haramnya hari ini, bulan ini, di negeri ini. Ingatlah! Sesungguhnya segala urusan jahiliyah telah gugur di bawah telapak kakiku, dan darah-darah jahiliyah seluruhnya telah gugur.”
“Adapun darah kita yang pertama-tama aku gugurkan adalah darah Rabi’ah bin Harits bin Muthalib. Sedangkan riba kita yang pertama-tama aku gugurkan adalah riba milik Abbas bin Abdul Muthalib, maka sesungguhnya seluruh bentuk riba telah gugur.”
“Bertakwalah kepada Allah dalam hal kaum wanita, sebab kamu sekalian telah mengambil mereka dengan amanat Allah. Kamu pun telah berhak atas kehormatan mereka dengan kalimat Allah. Sesungguhnya kamu berhak atas mereka agar seseorang yang tidak engkau sukai tidak memasuki rumahmu. Apabila mereka melakukan hal itu, pukullah mereka (istrimu) dengan pukulan yang tidak mencederai. Mereka pun berhak atas kamu, agar kamu memenuhi rezeki dan pakaian mereka dengan ma’ruf (baik).”
“Sesungguhnya aku telah meninggalkan sesuatu kepadamu yang mana apabila kamu berpegang teguh kepadanya, niscaya kamu tidak akan tersesat, yaitu Kitab Allah. Kamu sekalian akan ditanya tentang diriku, lalu apa jawabanmu?”
Kaum Muslimin serentak menjawab, “Kami bersaksi bahwa engkau telah menyampaikan, menunaikan, dan memberikan nasihat.”
Kemudian beliau mengangkat jari telunjuknya ke langit, lalu menghunjamkannya ke arah massa (orang banyak) seraya bersabda, “Ya Allah, saksikanlah! Ya Allah, saksikanlah! Ya Allah, saksikanlah!”
Kemudian Bilal Adzan lalu iqamat. Beliau pun mengerjakan salat Dzuhur, lalu Bilal iqamat lagi, dan beliau mengerjakan salat Ashar. Dan tidak mengerjakan salat apa pun di antara keduanya.
Kemudian beliau menaiki untanya Al-Qushwa (unta Rasulullah) hingga mencapai mauqif (tempat wukuf). Beliau melututkan untanya dan menjadikan orang-orang yang berjalan kaki berada di hadapannya, lalu beliau menghadap ke arah kiblat. Beliau terus berwukuf hingga matahari terbenam dan cahaya kuningnya telah sedikit menghilang (pada saat matahari terbenam).
Usamah membonceng di belakang beliau, dan Rasulullah SAW pun bertolak seraya mengekang tali kendali untanya sehingga kepalanya mengenai bagian depan pelananya. Beliau bersabda dengan mengangkat tangan kanannya, “Tenanglah wahai manusia, tenanglah wahai manusia!”
Setiap kali melewati gundukan tanah, beliau sedikit mengendurkan tali kekang untanya agar ia dapat berjalan naik. Ketika sampai di Muzdalifah, beliau mengerjakan salat jamak antara Maghrib dan Isya dengan satu kali adzan dan dua kali iqamat.