Subhanalllah, ini adalah anugerah besar yang diberikan kepada kita. Ini seperti hidangan yang sangat mahal harganya namun diberikan secara cuma-cuma. Lantas, mengapa sedikit sekali orang yang mau mengambil hidangan itu?
Sahabatku, kita kadang tidak jadi pergi salat ke masjid dengan alasan tidak ada orang yang salat berjamaah. Lantas kita salat sendirian di rumah. Padahal, menurut hadits ini, jika kita sudah berniat salat berjamaah di masjid, namun tidak ada lagi yang salat berjamaah, maka kita tetap mendapatkan pahala shalat berjamaah.
Tentu saja kita mendapatkan pahala itu dengan satu syarat: Jika kita sudah tahu ada salat berjamaah di masjid, lalu kita tunda-tunda dengan harapan tidak salat berjamaah dan dapat salat sendirian, dengan asumsi bahwa kita akan memperoleh pahala salat berjamaah, maka hal itu tidak benar. Kita tidak akan mendapatkan pahala salat berjamaah. Niat seperti ini sudah melenceng dari yang sudah seharusnya, sehingga pahala tersebut tidak kita dapatkan.
Orang yang terbiasa salat berjamaah, biasanya akan sangat bersedih apabila ia tidak salat berjamaah. Ia ingin, bagaimanapun caranya, dapat melaksanakan salat berjamaah dengan istiqomah. Namun, kadang kala ia lupa dan terhambat karena udzur syar’i. Sehingga sesekali ia terhalang untuk salat berjamaah. Niatnya yang kuat untuk selalu salat berjamaah tetap tertambat di dalam hatinya. Ia tidak pernah sedikitpun ingin menghapus niat itu di dalam hatinya. Kemudian Allah memberikan hiburan kepadanya dengan hadits Nabi tersebut.
Orang yang merindukan rumah Allah akan selalu datang menunaikan salat fardhu di masjid meskipun sudah tidak ada lagi orang yang salat berjamaah. Karena mengerjakan salat fardhu di masjid lebih utama daripada mengerjakannya di dalam rumah.